Kembali bersimpuh mengaduh
Pada geliat pekat malam nan mendura
Berjuta tanya kian berpagut menyatu
Menimbunkan satu rasa yang masih tetap entah
Pada geliat pekat malam nan mendura
Berjuta tanya kian berpagut menyatu
Menimbunkan satu rasa yang masih tetap entah
Terus dan terus mengendap
Hingga memuncak dalam bertubi sendawa
Lalu, ketika kularut dalam melodimu
Apakah itu nada-nada yang harus kunikmati?
Melodi yang kau cipta demikian sumbang wahai pandir
Bahkan untuk bait pembuka elegi sekalipun
Teruskan senandungmu wahai
Di terang dan gelap harimu
Jika nada-nada itu engkau rasa pantas
Pantas terabadikan dalam bait-bait nyanyianmu
Sebab aku telah memilih tulikan gendang telinga
Demi mendengar bait-bait sumbangmu
Balaraja, 22 April 2013
*saat di puncak tanya*
Hingga memuncak dalam bertubi sendawa
Lalu, ketika kularut dalam melodimu
Apakah itu nada-nada yang harus kunikmati?
Melodi yang kau cipta demikian sumbang wahai pandir
Bahkan untuk bait pembuka elegi sekalipun
Teruskan senandungmu wahai
Di terang dan gelap harimu
Jika nada-nada itu engkau rasa pantas
Pantas terabadikan dalam bait-bait nyanyianmu
Sebab aku telah memilih tulikan gendang telinga
Demi mendengar bait-bait sumbangmu
Balaraja, 22 April 2013
*saat di puncak tanya*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar